cerpen
Daun yang hijau sudah berubah
menjadi coklat dan mungkin dua atau tiga detik lagi, dia akan jatuh dari
pohonnya. Anak-anak yang suka bermain di lapangan tiap sore, kini terduduk diam
di sofa memainkan smartphonenya, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang
tega-teganya mengubah semua ini? Jawabannya hanya satu. Waktu. Ya, waktu telah mengubah
segalanya. Ah, haruskah aku membenci waktu? Tidak! Karena selama aku hidup,
waktu akan tetap selalu bersamaku. Tapi, bagaimana jika waktu telah
menyakitiku?
~~~
Aku terlahir menjadi seorang yang
penakut, ketika aku masih anak-anak, aku tidak seperti anak-anak seumuranku
pada umumnya. Aku lebih memilih untuk diam daripada mengoceh atau menyanyi. Aku
takut berinteraksi dengan orang, ketika aku ingin pipis, aku sama sekali tidak
berani berbicara kepada guru, aku hanya berani bicara kepada teman dekatku yang
dia jelas jelas tidak akan mengantarkanku ke kamar mandi. Akhirnya, aku sering
sekali pipis di celana. Hmm sedikit lucu namun menyimpan pertanyaan, kenapa aku
begitu takut dengan “orang”? aku sendiri tidak tahu. Ketika aku berumur 6
tahun, ibuku memeriksakanku ke dokter, dokter bilang, aku terkena autis. “Tidak!
Aku tidak autis Dok, aku bisa buktikan” rasanya aku ingin berteriak seperti
itu, tapi sungguh, aku tak bisa, rasanya mulut ini bungkam.
Komentar
Posting Komentar